Belajar dari Pengalaman Orang
BENGKULU - Tidak cuma di bangku sekolah kita bisa belajar. Bukan cuma lembaga pendidikan formal tempat menimba ilmu akan tetapi alam terbentang ini adalah lautan ilmu yang tak berbatas.
Kemaren belajar dari tulisan seseorang yang mungkin mudik lebaran jalur darat menempuh perjalan Medan ke Jogjakarta lalu kembali lagi tentu Jogjakarta Medan. Mungkin perjalanan yang cukup melelahkan maka itu sering singgah di beberapa masjid dalam perjalanan pulang perginya sambil mengamati fisik maupun laporan tentang keuangan Masjid. (Tulisan yang dimaksud bisa dibaca di postingan kemarin 19 Mei 2022)
Betapa kita harus belajar bagaimana mengelola keuangan masjid sehingga membuat para dermawan yang menginjakkan uangnya ke masjid. Uang infak tersebut dimanfaatkan. Boleh buat pengajian, boleh untuk honor imam dan khatib, boleh untuk membantu orang yang sedang terdampak musibah. Boleh untuk membantu modal kaum duafa yang kuat berusaha tetapi terkendala modal. Artinya uang infak tidak tidur didalam kas Bank. Lalu bagaimana kalau uang tersebut habis? Sebagai pengelola rumah Allah tidak semestinya punya rasa khawatir sebab masjid adalah rumah-rumah Allah. Pasti pemiliknya akan menggerakkan hati para dermawan untuk giat berinfak sebab infak mereka berfaedah. Bila infaknya di tabung di bank. Maka apa faedah bagi para dermawan yang berinfak?
Pagar Dewa, 20052022